Luka Dalam Rindu


Heningnya malam, disambut semilir angin menerpa tubuh yang lunglai ini.

Mata yang selama ini memancarkan rona indahnya, tersenyum bak bunga nan merekah.

Kini tertunduk, menatap lesu kearah bulan bersemayam.

Sudah, kucoba meredam semua ricuh riuh dalam khayalku.

Rasa rindu dan luka berpadu menjadi sebuah simfoni kelam.

Kukerahkan segala daya untuk menghilangkan memori luka yang membekas menusuk relungku.

Di depan jalan kecil ini, kusinggahi, kuhadapi segala beban yang menghantuiku.

Mengapa?

Mengapa takdir tak sejalan dengan harapku?

Berbagai duri kulewati, namun tak sedetikpun kurasakan perih lantaran duri yang menancap permukaan kaki.

Kulewati gurun, namun tak sekejap pun mataku menemukan oase yang memancarkan kehidupan.

Inikah jalan hidupku, Tuhan?

Jika boleh aku memilih, akankah aku bisa merasakan hidupku yang sesungguhnya?

Merasakan tawa, riang seperti gadis-gadis yang mendapat gadget keluaran terbarunya.

Seperti para sobat cilik yang kegirangan setelah mendapat gulali kegemarannya.

Izinkan aku menikmati masa kelamku sejenak.

Hingga ku bisa menyambut matahari kembali dari peraduannya dengan tatapan hangat yang menyapa bumi di pagi hari kala ku terbangun dari mimpi burukku.


  (Photo Source:Pinterest)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENDIDIK ANAK DENGAN GENGGAMAN TEKNOLOGI

PENTINGNYA PENERAPAN SISTEM PENDIDIKAN INKLUSIF

Cuat Cuit: Perjuangan Mahasiswa Semester Akhir Menjaga Kesehatan Mental, Jalan Sukses Tepat Di Depan Mata!