Nasabah Bijak, “Say No” To Cyber Crime
Fellas tau gak sih?
Di era perkembangan digitalisasi dan teknologi yang semakin hari semakin up to date, bukan hanya semakin membantu kehidupan manusia, tapi juga makin bikin was-was deh!
Penggunaan serta pengoptimalisasian media digital, seperti handphone, laptop, gadget, serta komputer menuai dampaknya tersendiri bagi berbagai kalangan orang di penjuru dunia dan masuk ke hampir seluruh sendi-sendi kehidupan. Pelaku penyedia jasa dan pengguna jasa turut merasakan dampak perkembangan teknologi internet. Penggunaan teknologi dalam bidang perbankan mampu meningkatkan efisiensi, seperti saat seorang nasabah Bank BRI yang baru akan membuka rekening dapat langsung mengajukannya secara online tanpa perlu berlama-lama menunggu di kantor cabang BRI terdekat. Biaya operasional yang dikeluarkan pihak bank juga berkurang disertai adanya kemudahan akses transaksi. Kondisi ini tentu sangat menguntungkan, tak terkecuali bagi para pelaku kejahatan siber yang menjadikan kondisi ini ladang basah dalam menggencarkan aksinya.
Jika terlalu terbuai dengan kemudahan akses internet
yang dapat dijangkau dimanapun dan kapanpun tanpa diiringi kewaspadaan,
ketelitian, dan penuh kehati-hatian tentunya akan merugikan kalian loh fellas!
Kejahatan siber timbul karena pemanfaatan teknologi internet dan termasuk
perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet berbasis
pada kecanggihan teknologi komputer serta telekomunikasi. Dalam dunia
perbankan, terdapat beberapa jenis kejahatan siber yang pada umumnya memiliki
tujuan untuk mendapat informasi dari rekening nasabah, kartu kredit, bahkan
meretas sistem basis data bank serta merampok bank. Keamanan informasi data
para nasabah menjadi suatu hal yang sangat penting untuk selalu tersimpan
rapat.
Tiga teknik yang sering digunakan
para pelaku kejahatan siber untuk mengelabui korbannya:
1. Skimming
Skimming merupakan teknik untuk mencuri informasi nasabah ketika menggunakan ATM. Terdapat 3 komponen utama untuk mendukung proses terjadinya skimming, yaitu alat skimmer yang berfungsi untuk merekam strip elektromagnetik pada kartu ATM korban. Kamera tersembunyi serta keypad juga perlu diwaspadai oleh korban, pelaku biasa meletakkannya di sekitar mesin ATM untuk merekam aktivitas nasabah ketika bertransaksi dan melakukan input PIN ATM.
2. Hacking
Hacking adalah kegiatan menyerang program komputer
dan mengeksploitasi komputer milik orang pribadi atau perusahaan. Serangan
hacking yang mungkin terjadi pada transaksi pada perbankan seperti Distributed
Denial of service (DDOS). DDOS merupakan salah satu serangan yang sering
dilakukan pada sistem server baik pada perusahaan maupun perbankan. Untuk dapat
melakukan peretasan, hacker akan melakukan scan port yang terbuka kemudian
mulai malukan menyerang pada jaringan bank (Islam, 2014).
3. Malware
Malware merupakan singkatan dari malicious software yang artinya software yang tidak diinginkan dalam sistem komputer, biasanya malware dibuat untuk mencuri data informasi yang bahkan dapat merusak sebuah sistem komputer. Terdapat dua jalur yang menyebabkan sistem komputer terkena oleh malware yaitu dengan melalui USB Drive dan melalui jaringan internet. Sistem Komputer yang terinfeksi malware melalui USB Drive biasanya tidak memiliki pengaman seperti antivirus atau sejenisnya sehingga malware yang sudah terinstall di USB dapat dengan mudah masuk ke sistem komputer. Selanjutnya sistem komputer yang terinfeksi melalui jaringan internet yaitu ketika pengguna membuka email atau website. Pada email yang berbahaya biasanya akan langsung disaring ke spam oleh sistem namun tidak banyak dari email tersebut juga masuk ke inbox. Malware ini akan berjalan ketika objek yang terinfeksi di dalam email itu di klik dan selanjutnya ketika sistem komputer yang sudah terinfeksi malware maka informasi pribadi termasuk data-data perbankan yang tersimpan di komputer.
Alangkah baiknya, sebagai nasabah bijak kita perlu memperkaya wawasan agart tidak mudah diperdaya oleh para pelaku kejahatan siber.
Berikut upaya yang dapat dilakukan oleh pihak bank dan juga nasabah
bijak.
1. Pihak Bank
Dalam menjamin kerahasiaan data nasabah, pihak bank dapat menerapkan triple autentikasi yaitu menggunakan password, token dan biometric. Pengamanan menggunakan big data untuk memproses transaksi keuangan yang tidak wajar juga dirasa perlu untuk diaplikasikan. Sebagai salah satu tindakan dalam mencegah kejahatan siber, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. bergabung dalam pembentukan Komite Kerja Cyber Security oleh Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) di Jakarta yang diharapkan menjadi motor dalam upaya memerangi kejahatan siber (cyber crime) yang kerap menyerang industri perbankan di Indonesia.
Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra
Utoyo sekaligus Ketua Bidang Operation, Technology, dan Regulatory Reporting
PERBANAS mengungkapkan, untuk
memperkuat pengamanan layanan digital, BRI senantiasa melakukan edukasi dan
sosialisasi kepada para nasabah agar lebih sadar akan pentingnya menjaga
kerahasiaan data pribadi mereka. Langkah ini diharap bisa meminimalisir
terjadinya tindak kejahatan berupa pencurian data nasabah oleh pihak-pihak tidak
bertanggungjawab.
BRI juga terus berupaya mempertahankan dan
meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap keamanan layanan digital perseroan.
Tanpa kepercayaan yang kuat, layanan yang dimiliki BRI tidak akan maksimal
menjangkau seluruh nasabah.
2. Nasabah
Selain peran
dari pengelola bank, nasabah perlu mengambil tindakan preventif pula dalam
menanggulangi kejahatan siber. Yuk cermati dan ikuti tips untuk
menghindari kejahatan siber di sekitar!
- Jangan menggunakan ATM yang ada di daerah sepi
- Awasi sekitar sebelum melakukan transaksi seperti mengecek mulut ATM, mengecek keypad dan kamera tersembunyi
- Tutuplah tangan pada saat memasukkan PIN
- Gunakanlah layanan perbankan seperti SMS Banking untuk mengetahui aktivitas transaksi yang terjadi pada nomor rekening
- Mengidentifikasi sumber malware kemudian klasifikasikan jenis malware, setelah mengetahui sumber dan jenis malware kemudian update atau install anti virus yang memiliki list data terkait jenis malware yang terdapat pada sistem komputer
Komentar
Posting Komentar