Cuat Cuit: Perjuangan Mahasiswa Semester Akhir Menjaga Kesehatan Mental, Jalan Sukses Tepat Di Depan Mata!


            Malam bertemu pagi, hingga pagi bertemu malam kembali, tapi pikiran masih stuck di posisi awal. Buka laptop hingga laptop kehabisan baterainya pun, belum ada progress yang dikerjakan. Mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir, apakah merasakan hal yang sama juga?

       Hari-hari banyak dihabiskan untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Overthinking, cemas, ketakutan yang berlebihan, bahkan depresi dirasa udah jadi problematika harian yang sering dialami oleh mahasiswa dalam menjalani semester akhir perkuliahan.

    Banyak oknum bahkan dosen pembimbing mengatakan “Skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai”. Hal yang simple bukan?. Namun, nyatanya ekspektasi tak semudah realitanya. Setiap mahasiswa yang sedang menyusun skripsi/tugas akhir mengalami kendala yang berbeda-beda. Judul yang tak segera mendapat ACC, revisian tiada henti, dosen pembimbing yang perfeksionis, atau kesulitan dalam melaksanakan penelitian, mungkin itu hanyalah sekedar bumbu-bumbu yang menghiasi pemikiran kawan-kawan mahasiswa. 

Disamping itu semua, ada pergolakan dari diri sendiri yang kerap kali dirasakan mahasiswa semester akhir. Sekelibatan pertanyaan sering bermunculan, “Bagaimana aku harus memulai?”, “Bagaimana jika aku menemukan kendala di tengah jalan”, “Bagaimana aku harus menghadapi orang?”, “Bagaimana aku menyingkirkan rasa malas” dan masih banyak pertanyaan lagi yang sering dirasakan.

    Tidak heran jika Skripsi/Tugas Akhir/Tesis menyebabkan depresi bagi para mahasiswa. Segala hal yang berhubungan dengan tugas akhir dapat menjadi topik sensitif bagi sebagian orang yang merasakannya. Topik tersebut dapat memunculkan trigger yang tak disadari oleh orang lain. Bagaimana kami kembali memikirkan topik tersebut, yang sudah susah payah kami coba alihkan.

    Berdasarkan pengalaman pribadi sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, skripsi selalu membayangi hidupku belakangan ini. Berbagai ketakutan, kecemasan,kesedihan harus aku lalui demi mendapat gelar yang diperjuangkan sejak awal. Aku kerap kali membaca artikel-artikel di internet yang berkaitan dengan perjuangan mahasiswa menyelesaikan tugas akhirnya. Aku juga senang membaca tanggapan-tanggapan rekan seperjuangan dari sosial media yang saling menyampaikan kendalanya dalam menyelesaikan tugas akhir.

    Hingga aku menyadari, bahwa aku adalah seorang yang moody, yang mana aku akan melakukan hal sesuai dengan mood. Aku harus mengumpulkan mood terlebih dahulu agar kembali bersemangat melakukan kegiatan harianku. Entah itu dengan memakan hidangan favorit, melakukan hobby, menyeduh es kopi kesukaan, dan sebagainya. Ternyata, it works on me.

    Kendala yang paling sering aku rasakan adalah rasa cemas dan takut yang berlebihan. Untuk itu, aku suka baca tips ataupun cara-cara dalam mengatasi kendala yang aku alami atau rasakan. Ada salah satu situs web yang giat dalam menyebarkan mental health awareness ke masyarakat, yaitu dearsenja.com dan banyak juga artikel terkait isu mental health disini blog.dearsenja.com. Dari info yang aku temui, ada 6 cara ampuh dan dapat kita terapkan untuk menghilangkan rasa cemas dan takut berlebihan, yaitu:

1. Tenangkan Diri

Kita perlu memberikan waktu untuk menenangkan diri sejenak, kemudian lakukan hal-hal yang menenangkan seperti berjalan-jalan di taman ataupun berendam dengan air hangat.

2. Bercerita

Kita dapat mengungkapkan hal yang membuat kita takut dan cemas kepada orang yang bisa dipercaya. Kita akan mendapatkan dukungan serta sudut pandang yang baru mengenai hal-hal yang membuat kita cemas.

3. Kenali Diri

Caritau apa yang memunculkan rasa cemas tersebut, kemudian evaluasi apa yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi rasa cemas dan takut tersebut.

4. Terapkan Pola Hidup Sehat

Tak hanya mencegah penyakit-penyakit yang berbahaya, menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan, berolahraga secara rutin, serta mendapatkan tidur yang secukupnya dapat menjadi cara mengatasi rasa cemas dan takut berlebih.

5. Lakukan Journaling

Kita dapat menuliskan apa yang dipikirkan dan rasakan tanpa sensor, kita juga bisa mendapatkan kejelasan mengenai diri sendiri dan merasa lebih tenang dengan journaling.

6. Ingat Realita

Kita sering dihantui pikiran-pikiran negatif yang menimbulkan rasa cemas dan takut yang berlebih, padahal tidak semua pemikiran tersebut akan terjadi. Jangan takut membuat kesalahan, kita tidak harus selalu terlihat sempurna setiap saat, kan? Hadapilah rasa cemas dan takutmu.

Teringat salah satu quotes yang menyentil rasa malas yaitu “Selesaikan apa yang sudah kamu mulai dan bertanggung jawablah atas pilihan yang diambil”. Kita udah berjuang dari awal perkuliahan, sekarang kita hanya butuh satu langkah lagi untuk menyelesaikannya. Mau nyerah? Ingat orangtua dan keluarga di rumah. Mau cepet lulus kan? Cepet bisa menghasilkan uang? Bisa membahagiakan orang yang tersayang?.

Yukkk, kuatkan bahu, dan selesaikan semuanya dengan baik. Usaha tidak akan mengkhianati hasil kokk. 

Keep going on everbody! You love and you’re loved.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A USER REVIEW: IDN APP MEDIA BERITA TERKINI, SATU APLIKASI YANG MULTIFUNGSI

Nasabah Bijak, “Say No” To Cyber Crime

What Gen-Z Talk About: Aksi Nyata Semen Tonasa, Menjamin Kokohnya Pembangunan Bangsa